Rabu, 04 Juli 2012

Budaya Pungli Kembali Terjadi di SMKN 1 Lhokseumawe


*Kepsek Beralih Untuk Biaya Pengadaan Mobiler*
 LHOKSEUMAWE (Berita) Budaya pungutipan liar (Pungli) sulit di hilangkan bahkan kasus praktik haram itu sudah menjadi rahasia umum di lembaga pendidikan dalam penerimaan siswa baru di sekolah faforit setiap tahun. Seperti halnya terjadi di SMKN-1 Lhokseumawe, dimana siswa baru diwajibkan setor Rp 200 ribu agar mulus diterima di sekolah tersebut.
 Menurut laporan sejumlah wali siswa kepada Berita Senin, 9 Juli 2012, besarnya dana yang dikutip panitia penerimaan siswa baru masing-masing per siswa sebesar Rp 200 ribu dengan alasan untuk pengadaan mobiler berupa kursi dan lainnya. Sedangkan penerimaan siswa baru di sekolah faforit itu sebanyak 420 orang sehingga total pengutipan mencapai 84 juta.

Kendatipun Kepala Dinas Pendidikan Dan Olahraga ( Disdikpora) kota Lhokseumawe, Syafruddin, S.Pd, sudah memberi himbauan sebelumnya kepada seluruh Kepala sekolah yang ada di Lhokseumawe agar tidak melakukan pengutipan dalam bentuk apapun dibalik penerimaan siswa baru tahun ajaran 2012/2013.

Bahkan Kadisdikpora menegaskan, apabila ada yang melakukan praktik illegal dalam penerimaan siswa baru diharapkan melapor kepadanya untuk diteruskan kepada aparat penegak hukum lantaran kasus pratik haram tersebut jelas suap menyuap dan mengarah kepada kasus korupsi. Apalagi mengingat lembaga pendidikan butuh perhatian semua pihak sehingga tidak boleh main-main. Selain, memberatkan masyarakat juga dapat memperburukan citra dunia pendidikan di daerah ini, demikian tegasan yang disampaikan Kadisdikpora Lhokseumawe Syafruddin, S.Pd, kepada wartawan bulan lalu ketika penerimaan siswa baru mulai dibuka.

Syafruddin, waktu berharap kepada seluruh kepala sekolah di Lhokseumawe supaya proses penerimaan murid dan siswa baru harus transparan ke public sesuai dengan aturan Mendiknas sehingga tidak terjadi diskriminasi antara kalangan masyarakat kurang mampu dan kelong merat sama saja karena semua anak bangsa Indonesia hak memperoleh pendidikan yang layak.

Kepala SMKN-1 Lhokseumawe, Rusli, MM yang dikonfirmasi ulang membenarkan adanya pengutipan dana sebesar Rp.200 ribu per siswa baru tetapi bukan pungli. Dia beralih dana tersebut dikumpulkan untuk biaya pengadaan kursi dan rehabilitasi atap gedung sekolah. (dau)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Next

next page