Minggu, 28 Juli 2013

Unik, Masjid Ini Tidak Hancur Meski Diserang Bom dan Gempa Bumi!

JEPANG-TAPOS.COM - Bangunan dengan struktur bangunan sekuat apapun itu pasti hancur ketika diserang oleh rentetan bom dan juga gempa bumi. Tapi hal ini tidak berlaku untuk Kobe Mosque yang terletak di Jepang. Masjid yang dikenal dengan nama Masjid Muslim Kobe ini merupakan masjid pertama di Jepang yang dibangun pada tahun 1928 di Nakayamat
e Dori, Chuo-Ku. Proses pembangunan masjid ini berjalan selama tujuh tahun dan dibuka pertama kali pada Oktober 1935. Pada tahun 1945 saat terjadi Perang Dunia II, setelah Jepang menyerang Pearl Harbour di Amerika, pihak Amerika menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima. Saat itu, Kobe juga menerima serangan bom lewat udara. Meski bom yang dijatuhkan di Kobe tidak sejenis bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, namun Kobe juga rata dengan tanah. Ketika hampir semua bangunan rata dengan tanah, Masjid Muslim Kobe ini tetap berdiri tegak. Semua kaca jendela masjid ini pecah, selain itu dinding luarnya mengalami keretakan. Bagian luar masjid juga menjadi agak hitam karena asap serangan bom. Para tentara Jepang yang berlindung di basement masjid selamat dari serangan ini, begitu pula dengan senjata-senjata yang disembunyikan. Masjid ini juga kemudian menjadi tempat pengungsian korban perang. Pasca Perang Dunia II, masjid ini direnovasi dengan bantuan dana dari pemerintah Arab Saudi dan Kuwait. Mereka mengganti kaca-kaca jendela yang pecah dengan kaca jendela baru yang didatangkan langsung dari Jerman. Sistem pengatur suhu pun dipasang di masjid ini. Kekokohan Masjid Muslim Kobe kembali diuji ketika terjadi gempa bumi yang cukup dahsyat pada 17 Januari 1995. Gempa ini merupakan gempa bumi terburuk yang dialami Jepang sejak gempa bumi besar di Kanto pada tahun 1923. Tapi Masjid Muslim Kobe tetap berdiri kokoh hingga saat ini. (nes)

Minggu, 21 Juli 2013

Agustina Wanita berjenggot dari Pulau Bintan

Agustina (38) Ibu dua anak adalah Wanita berjenggot yang telah terbiasa menjalani hari-hari dengan janggot yang dimilikinya, saat dijumpai di rumahnya di RT 04/02, Desa Penaga, Kabupaten Bintang, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (17/7/2013). (TRIBUN BATAM/Harsanto Agus)

Sabtu, 06 Juli 2013

LSM Desak Tipikor Polres Lhokseumawe Usut Kasus Dugaan Korupsi Biaya Peningkatan Jalan Rp.1,4 M

LHOKSEUMAWE (Berita) : Kalangan LSM di aceh mendesak Tim Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Lhokseumawe untuk segera mengusut tuntas kasus dugaan korupsi proyek peningkatan jalan Peunteut-Meuraksa senilai Rp. 1,4 miliar. Pasalnya, realisasi fisik pekerjaan di lapangan dinilai tidak sesuai volume anggaran. Koordinator LSM Komite Bersama Rakyat Aceh, Tgk. Amri, kepada Berita Minggu (30/6) mengungkapkan, pekerjaan proyek yang menggunakan anggaran APBD Kota Lhokseumawe tahun 2012 Rp 1,4 miliar oleh rekanan asal Kabupaten Bireuen, CV Laguna Seca, beralamat Jalan Listrik, Kota Juang, Bireuen. Berdasarkan hasil penelusuran kami di lapangan, jalan penghubung antara Kota Peunteut menuju kemukiman Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, sepanjang 3 kilo meter ternyata tidak semuanya dilakukan peningkatan pada ruas badan jalan sesuai dengan volume anggaran. Hanya saja beberapa titik terlihat tempelan aspal, sedangkan lainnya masih dibiarkan begitu saja dalam kondisi kerusakan hingga sekarang. Menurut dia, penggunaan material berupa aspal di atas jalan berukuran 4 meter lebar itu diperkirakan sepanjang 200 meter, hanya sebagai bentuk persyaratan dan dokumentasi agar dapat menarikan anggaran keuangan negara secara melawan hukum. Sebagai bentuk fakta dan realita di lokasi, kami atas nama Lembaga Komite Bersama Rakyat Aceh mendesak Tim Tipikor Polres Lhokseumawe agar segera turun tangan guna menyelamatkan uang rakyat. “ Apalagi mengingat ulah sang Pejabat Dinas PU yang dipercayai walikota Lhokseumawe telah menyelewengkan dari tugas pokok yang dapat mengalami kerugian keuangan daerah mencapai Rp.1,4 miliar”, tegas Tgk. Amri. Sementara itu, Kepala Dinas PU Kota Lhokseumawe, Zahedi, melalui sekretaris, Nirwansyah, yang dikonfirmasi ulang pekan lalu, membantah soal hasil pengerjaan proyek jalan yang menelan dana Rp.1,4 miliar tidak sesuai volume anggaran. Namun, secara teknik saya tidak bisa memberi keterangan lebih lanjut seperti panjang dan lebar badan jalan yang dilakukan peningkatan. Tetapi, secara umum kami bangun sudah sesuai bastek yang tercantum dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB) Proyek peningkatan jalan Peunteut –Meuraksa, sambung Nirwansyah. Ketika disinggung tentang kondisi ruas badan jalan masih terdapat sejumlah kerusakan, Ia mengaku jalan sepanjang itu tidak semuanya dilakukan peningkatan hanya beberapa titik saja sesuai volume anggaran Rp. 1,4 miliar, katanya. (dau)

Kasus Dana Hibah Di Humaskot Lhokseumawe Rp.1,038 M Mencuat

LHOKSEUMAWE (Berita) : Kasus dugaan korupsi di Bagian Humas Pemkot Lhokseumawe senilai Rp.1,038 miliar mulai mencuat ke kalangan public. Pasalnya, realisasi dana hibah sumber APBK Kota Lhokseumawe 2013 sebesar itu dikabarkan tidak jelas realisasinya alias masuk kantong oknum tertentu. Anehnya, kalangan insan pers di sana tidak mengetahui adanya bantuan dimaksud. Kebocoran kasus kerugian uang negara itu berawal dari laporan pegawai di lingkungan Pemkot Lhokseumawe belum lama ini. Karena saat dilakukan proses administrasi untuk pencairan dana hibah ternyata para penerima manyoritas bukan wartawan melainkan pihak lain dengan cara menyunlap card pers atas nama media online dan cetak yang sama sekali medianya tak pernah terdengar. Para wartawan di sana mengaku aneh kepada Berita, Minggu (30/6) ketika munculnya bantuan dana hibah untuk pekerja pers yang bertugas di wilayah itu mencapai Rp. 1 miliar lebih. Bahkan bentuk hibah ploting dana melalui Bagian Humas belum pernah ada sepanjang sejarah namun, ditahun 2013 ini kok ada, tutur Asnul Yunus, wartawan Tabloid Modus Aceh. Berdasarkan data yang diperoleh Koran ini, Bagian Humas tahun 2013 mengelola anggaran sebesar Rp.2.389.266.000,- dan diantaranya Rp.1,038.500.000,- tercatat sebagai dana hibah untuk bantuan sosial kepada organisasi sosial kemasyarakatan. Konon lagi, dalam mata anggaran Rp.1.350.766.000,- juga terdapat bantuan untuk oraganisai dan lainnya. Lihat table: Sementara itu, Kabag Humas Pemko Lhokseumawe, Muslim, yang dikonfirmasi ulang kemarin, ternyata belum bersedia memberi komentar soal kasus dugaan korupsi dana hibah Rp.1,038 miliar. pihaknya meminta waktu kepada wartawan dengan alasan menyiapkan bahan jawaban yang diajukan oleh media. Sayangnya, tiap kali dicoba konfirmasi selalu beralasan serupa. Staf Humas, M. Hasan, yang dikonfirmasi sebelumnya mengatakan, dana bantuan hibah Rp.1,038 miliar sudah tersalurkan semua kepada penerima. Anggaran itu muncul berdasarkan surat permohonan yang masuk ke humas tahun 2012 lalu. Mengenai sinyalimen yang mencuat akhir-akhir ini tidak tepat sasaran para penerima hibah. Saya selaku staf tidak bisa memberi hak jawab kecuali, Kabag Humas selaku pejabat tunggal yang bertanggung jawab baik secara hukum maupun kerugian uang negara, timpal Hasan, sembari berharap, lebih baik dkonfirmasi dengan atasan kami. (dau)

Next

next page